Kategori
Uncategorized

HIV/AIDS DI ERA NEW NORMAL COVID-19

 HIV( Human Immonodeviciency Virus) dan AIDS (Acquered Immune Deficiency Syndrom) merupakan permasalahan global di seluruh dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi 240 juta jiwa yang tersebar di seluruh daerah yang tentunya memiliki tantangan besar dalam penanggulangan HIV/AIDS. HIV/AIDS tetap menjadi krisis kesehatan masyarakat yang besar.

Setiap tanggal 1 Desember diseluruh dunia memperingati Hari AIDS Sedunia yang memiliki tujuan sebagai bentuk keperdulian kepada ODHA ODHIV serta mengingatkan kepada masyarakat bahwa masih terdapat HIV/AIDS di lingkungan sekitar sehingga masyarakat diharapkan dapat melindungi kesehatan diri sendiri.  Pada tahun 2020 hingga tahun 2021 ditengah pandemic Covid-19 penanganan HIV/AIDS masih memiliki jumlah yang banyak.

Sedangkan di Indonesia sebagian besar sistem kesehatan wilayah dengan beban HIV tinggi rapuh dan beberapa penelitian menunjukkan adanya gangguan layanan HIV yang dapat berdampak negatif pada hasil kesehatan dalam jangka menengah dan panjang, selama pandemic Covid-19 di Indonesia insiden infeksi HIV baru terus terjadi.

Data terakhir berdasarkan laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI pada bulan 25 mei 2021 menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 558.618 yang terdiri atas 427.201 penderita HIV dan 131.417 AIDS, jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS terdeteksi pada periode Januari-Maret 2021. Kasus Kumulatif tersebut berasal dari lima provinsi di Indonesia yaitu Jawa Tengah,Jawa Barat,Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara. Sebesar 6.762 orang penderita HIV telah mendapatkan pengobatan ARV (Antiretroviral) obat ARV memiliki fungsi untuk menekan laju pertambahan HIV didalam tubuh namun tidak dapat menyembuhkan. Sehingga kondisi kesehatan penderita HIV tetap terjaga.

Pada negara Indonesia menargetkan eradikasi penyakit HIV pada tahun 2030 dengan tiga indikator, pertama tidak adanya infeksi HIV Baru, kedua tidak adanya kematian akibat HIV, ketiga tidak ada diskriminasi bagi pengidap HIV. Selama New Normal lonjakan kasus HIV/AIDS dikarenakan kasus seks bebas ditengah pandemi meningkat sehingga menjadi penyebab utama terjadinya kasus HIV/AIDS di tahun 2021 (Era New Normal).

Di era new normal Kemenkes RI memperkuat langkah bersama stakeholder terkait penerbitan RAN Eliminasi HIV/AIDS, Perluasan Pencegahan, Layanan diagnosis HIV dan pengobatan ART dan Infeksi opotunistik serta melakukan inovasi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS bersama Stakeholder. Kemudian pemerintah juga mengupayakan agar stigma dan diskriminasi pada pasien HIV/AIDS dengan menjamin hak asasi serta menerapkan kebijakan untuk meningkatkan akses pelayanan HIV secara komprehensif terintregasi dan bermutu.

Selain itu pemerintah juga telah merencanakan Program STOP (Suluh,Temukan,Obati dan Pertahankan) yang dengan program ini diharapkan dapat menjadi upaya pencegahan dan pengendalian.

Pada Kegiatan Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia dengan tema Hidup Harmonis Dan Aman Bersama ODHA ODHIV Di Era New Normal yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Kediri pada 22 November 2021 pada hasil diskusi bersama narasumber dari P2P Dinas Kesehatan Kota Kediri kasus HIV/AIDS di tahun 2021 mengalami kenaikan sekitar 80% disebabkan oleh adanya perilaku seks bebas masyarakat. Oleh karena itu Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat memperingati sebagai bentuk untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kasus HIV/AIDS masih ada dilingkungan sekitar namun disisi lain juga sebagai bentuk mengubah perilaku masyarakat yang masih mendiskriminasi penderita HIV/AIDS.

sumber :

https://health.grid.id/amp/352937949/5-provinsi-di-indonesia-dengan-kasus-hivaids-terbanyak-priode-januari-maret-2021