
HIV (Human Immonodeviciency Virus) dan AIDS (Acquered Immune Deficiency Syndrom) telah menjadi masalah darurat global di seluruh dunia. Indonesia sebagai negara berkembang dengan populasi berjumlah 240 juta jiwa yang tersebar 514 kota dan kabupaten memiliki tantangan yang khusus dalam penanggulangan HIV.
Dari Kemenkes, hasil catatan temuan kasus baru HIV pada masa pendemi covid 19 tahun 2020, bahwa untuk kasus HIV sendiri menurun di bandingkan pada tahun 2019 yang pada saat itu terdapat 52 kasus.
Penemuan kasus HIV ini di katakan mengalami penurunan hampir 40 persen dan menjadi 32 kasus pada tahun 2020 ini.
Penurunan temuan kasus baru HIV, terjadi karena menurunnya angka kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan di masa pandemi ini. Dalam penemuan kasus HIV pada masyarakat sangat penting, agar orang yang terpapar penyakit menular tersebut bisa di berikan pengobatan secara cepat dan tepat agar penyakit HIV tidak bertambah buruk yang akan menjadi AIDS serta kesehatan nya juga tidak semakin menurun.
Adapun program dari Kemenkes mengenai temuan status HIV yaitu mencapai 90%, kemudian 90% pengidap HIV telah mendapatkan terapi pengobatan ARV. Sehinggaa 90% persen virus yang berada di masyarakat tersupresi dan tidak bisa menularkan kepada orang lain.
Selain penurunan temuan Kasus HIV, pada pemeriksaan dini HIV juga mengalami penurunan dan penyakit lainnya pada ibu hamil di tahun 2020.
Indonesia menargetkan eradikasi penyakit HIV di Tanah Air pada tahun 2030 dengan tiga indikator, yaitu yang pertama tidak adanya infeksi HIV baru, yang kedua tidak adanya kematian yang disebabkan akibat HIV, dan yang ketiga tidak ada lagi diskriminasi bagi pengidap HIV.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi dalam siaran BNPB mengungkapkan, bahwa akan memastikan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pada awal pandemi covid-19 obat ARV sempat tersendat atau terhenti, dan jika obat ARV ada di fasilitas kesehatan akan kesulitan juga untuk mendistribusikan pada ODHA karena sedang dalam situasi lockdown. Pada faskes termasuk rumah sakit memfokuskan pada penanganan covid-19, namun layanan untuk tes HIV/AIDS ataupun ODHA tetap dilalukan.
Dalam melakukan survei covid-19 di fasilitas layanan kesehatan ada 247 rumah sakit rujukan covid-19, di mana 118 rumah sakit melayani tes HIV/AIDS cenderung dengan keadaan stabil, sementara 112 rumah sakit mengalami penurunan karena di awal-awal pandemi covid-19 dibatasi pemeriksaan
Setidaknya tidak terjadi penurunan luar biasa, dan dalam pengobatan juga stabil.
Dampak Covid-19 pada pandemi ini dapat meresahkan bagi aktivitas dalam memberikan ketersediaan obat
karena kemenkes sendiri masih mengimpor obat ARV dari negara India, dimana negara India sendiri sedang menerapkan lockdown. Sehingga mengakibatkan di negara Indonesia sendiri di bagian daerah Jepara untuk obat ARV kategori dewasa kosong.
Pada webinar dengan tema “Penanggulangan HIV-AIDS: Kebijakan dan Strategi di Tengah Pandemi COVID-19”, yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) pada Jumat, Stuart Watson, Country Director UNAIDS Indonesia mengatakan memang belum ada bukti yang menunjukkan bahwa ODHA mempunyai risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19.
Secara global ada 15 juta orang yang hidup dengan HIV yang tidak mengikuti ARV, kata Watson. Indonesia sendiri, 23% dari estimasi jumlah ODHA yang tidak melakukan pengobatan.
Berdasarkan survei UNAIDS Indonesia menunjukkan sekitar 41,1% ODHA mengalami kecemasan sangat berat akan kemungkinan ikut terpapar COVID-19.
Kebanyakan mereka khawatir terhadap kesehatan diri sendiri, khawatir tentang kesehatan anggota keluarga, khawatir akan stigma terkait status HIV, selain kekhawatiran itu juga khawatir ekonomi yang tidak bisa membeli obat ARV.
Dilansir dari laman resmI WHO, 24 negara melaporkan bahwa mereka memiliki persediaan ARV yang sangat rendah. Di situasi seperti masa pandemi seperti sekarang, komunitas harus bekerja lebih aktif dan prima dalam pelayanan untuk menyemangati para ODHA yang dirundung cemas dan membutuhkan pendamping psikologis.
Source :
https://www.antaranews.com/berita/1867772/kemenkes-catat-temuan-kasus-baru-hiv-di-masa-pandemi-menurun
Divisi Kajian Keilmuan dan Advokasi
Hima Kesmas IIKBW
