Kategori
Serba Serbi Farmasi

Dosis (bagian pertama)

Dalam meracik suatu obat, perhitungan dosisi menjadi salah satu point utama yang harus diperhatikan. Ketepatan dosis pada obat akan sangat berpengaruh terhadap hasil terapi. Selamat menyimak postingan kali ini tentang dosis. Selamat membaca pembaca yang terhormat. 🙂

PENDAHULUAN

Dosis menjadi salah satu bagian yang vital pada saat menyiapkan suatu obat atau meracik obat dari resep dokter. Dosis harus dipastikan tepat dan tidak berlebih ataupun kurang. Pemberian obat yang melebihi takaran maksimal dan takaran lazimnya bisa menimbulkan resiko over dosis. Over dosis tentunya bisa menjadi hal yang merugikan pasien baik dalam jangka pendek ataupun jangka Panjang. Pemberian obat yang terlalu kecil akan menimbulkan kurangnya efek terapi sehingga tujuan terapi sulit tercapai dan mengakibatkan gagalnya pengobatan.

Pada penulisan resep, dokter sudah memperhitungkan pemberian dosis dari obat yang tertulis di resep, namun dalam praktik peracikan nya tetaplah harus dilakukan penghitungan dosis. Hal itu ditujukan untuk mengurangi resiko bahaya pada pasien apabila terjadi kesalahan dalam menuliskan satuan dosis di resep.

PENGERTIAN DOSIS

Dosis secara sederhana bisa diartikan sebagai takaran obat. 

Dosis maksimal menurut Farmakope Indonesia III adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal. Pasien disebut dewasa apabila sudah berusia 20 tahun atau lebih, atau belum 20 tahun namun sudah menikah. Angka yang menunjukkan dosis maksimum untuk suatu obat ialah dosis tertinggi yang masih dapat diberikan kepada penderita dewasa.

SATUAN DOSIS

Satuan dosis pada umumnya dicantumkan dalam satuan gram, milligram, microgram atau Satuan Internasional kecuali untuk beberapa cairan. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan jika di belakang jumlah obat bersangkutan pada resep dibubuhi tanda seru dan paraf dokter penulis resep.  Hal ini bisa terjadi karena dimungkinkan adanya toleransi (peningkatan takaran obat secar bertahap),sehingga terkadang ada pemberian obat yang dosis pakainya melebihi dosis maksimal, meskipun jarang terjadi. Dosis lazim dewasa, bayi dan anak hanya merupakan petunjuk dan tidak mengikat.

JENIS JENIS DOSIS

Dosis terapi merupakan dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan sakit. Dosis ini umumnya tertulis pada beberapa kemasan obat jadi.

Dosis minimal adalah takaran obat terkecil yang masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada pasien. Resistensi terhadap obat sebisa mungkin harus dihindari Karena tidak menguntungkan pada pasien.

Dosis maksimal merupakan takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan. Dosis maksimal tertera pada buku Farmakope Indonesia edisi I, Ekstra Farmakope Indonesia edisi I, Farmakope Indonesia edisi II dan Farmakope Indonesia Edisi III.

Dosis letal merupakan dosis yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian penderita

LD 50 artinya takaran yang menyebabkan kematian 50% hewan uji

LD 100 artinya takaran yang menyebabkan kematian 100% hewan uji

Dosis inisiasi (dosis awal) merupakan takaran yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja yang diinginkan secara terapeutik

Dosis pemeliharaan merupakan takaran yang diberikan selanjutnya setelah tercapai kejenuhan untuk memelihara kerja serta konsentrasi jaringan

DOSIS UNTUK ANAK-ANAK DAN BAYI

Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Dalam memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus diperhitungkan beberapa faktor, antara lain umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat, ekskresi obat. Faktor lain yang memengaruhi pemberian dosis adalah  kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya juga faktor toleransi, habituasi, adiksi dan sensitif.

Dosis untuk anak-anak dan bayi sudah semestinya untuk disesuaikan. Anak kecil terutama bayi memiliki kerentanan yang besar terhadap obat. Hal ini sebabkan hati dan ginjal dan juga system enzimnya belum tumbuh secara lengkap. Sehingga dalam hal pemberian obat perlu dihitung secara cermat.

Untuk menentukan dosis maksimal pada anak, ada beberapa rumus yang digunakan. Ada yang menggunakan dasar umur pasien, ada juga yang menggunakan dasar berat badan pasien.

 

Sekian dahulu untuk postingan kali ini, di bagian kedua akan disinggung tentang dosis pada usia lanjut dan ibu hamil, serta perhitungan dosis untuk larutan dan dosis sinergis atau gabungan. Admin undur diri dulu, sampai bertemu di postingan berikutnya. 🙂