Gelombang Otak

Tahapan Tidur yang dikendalikan oleh Gelombang Otak

Otak menghasilkan gelombang otak, dimana gelombang otak berperan dalam aktivitas manusia. Pada saat kita tidur, gelombang otak membagi tahapan tidur ada 4, yaitu:

  1. Tahap 1 NREM (Tidur masih setengah sadar).

Tidur pada tahap ini merupakan tahap tidur paling ringan . Tahap ini merupakan tahap non REM. Pada tahap tdur ini, kita akan merasakan bahwa tubuh, mental, dan pikiran berada di ambang bawah sadar dan hampir tertidur. Pada tahap ini, otak kita akan menghasilkan gelombang beta. Pada keadaan ini, meskipun Anda sudah memejamkan mata tetapi dapat dibangunkan atau terbangun dengan mudah. Pada tahap ini pergerakan aktivitas mata dan otot sudah sangat melambat. Seiring dengan menurunnya kinerja otak, otak akan menghasilkan gelombang alpha berfrekuensi rendah. Pada fase ini Anda mungkin akan mengalami halusinasi hypnagogic, contonya perasaan terjatuh dari suatu ketinggian atau terkejut mendadak tanpa ada rangsang dari luar (sentakan mioklonik).

Semakin menurunkan aktivitas otak, otak akan menghasilkan gelombang tetha yang berfrekuensi lebih rendah dari gelombang alpha. Gelombang tetha memiliki ampltudo yang tinggi. Apabila Anda terbangung pada fase ini, Anda akan dapat mengingat visual mimpi yang Anda alami.

  • Tahap 2 NREM (menyambut tidur pulas)

Pada tidur tahap 2 ini masih tergolong tahap tidur Non REM. Pada tahap ini detak jantung dan ritme pernafasan akan melambat dan teratur disertai berhentinya gerakan bola mata dan otak menghasilkan gelombang teta yang disertai gelombang cepat sesekali waktu yang dikenal dengan istilah spindle tidur. Tidur tahap 2 ditandai dengan puncak tegangan tinggi negatif pendek (K-complex). Fenomena spindle tidur dan K-compleks berfungsi menekan respon tubuh terhadap adanya rangsangan dari luar dan membantu penggabungan memori berbasis tidur serta pengelolaan informasi. Tidur pada tahap biasanya berkisar 40-50% dari total tidur orang dewasa dan tahap ini bisa dilewati beberapa kali pada sepanjang malam. Pada tahap ini tubuh kita bersiap untuk tidur nyenyak.

  • Tahap 3 NREM (tidur nyenyak)

Pada tahap ini aktivitas otak sangat lambat, tidak ada gerakan mata dan otot, dan didominasi oleh gelombang delta berfrekuensi sangat rendah. Pada tahap ini tubuh akan gagal menghasilkan respon terhadap rangsangan dari luar. Pada tahap ini merupakan tahap transisi antara tidur ringan dengan tidur yang lebih dalam. Pada tahapan ini proses regenerasi sel dan jaringan tubuh, pertumbungan tulang dan otot, peningkatan suplay darah ke otot, dan proses peningkatan imunitas tubuh. Tidur tahap 3 NREM sangat berperan penting dalam pertumbuhan karena pada tahap ini akan terjadi peningkatan produksi hormon pertumbuhan.

  • Tahap REM (tidur bermimpi)

Pada tidur tahap REM, ritme pernafasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur, bola mata bergerak dengan sangat cepat, peningkatan aktivitas otak, peningkatan ritme jantung, dan tekanan darah. Pada tahap ini Anda akan mengalami yang disebut mimpi. Tahap REM disebut juga tahap paradoks tidur, karena pada tahap ini otak dan sistem tubuh aktif tetapi otot menjadi semakin rileks. Pada tahap ini memungkinkan Anda akan mengalami Sleep Paralysis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh The American Sleep menyatakan bahwa seseorang akan menghabskan sekitar 20%  dari total tidur mereka di tahap ini.