Pertemuan Rutin

PERTEMUAN III

Pada pertemuan kali ini, kita membahas tentang karya sastra, puisi. Puisi yang kita bahas adalah “AKU” dan “Kepada Peminta-Minta” karya Chairil Anwar yang dibawakan oleh saudari Maulida Laila. Maulida menyampaikan bahwa setiap puisi dapat memiliki makna yang berbeda-beda bergantung pada bagaimana si pembaca tersebut memaknainya. Ketika orang pertama beranggapan bahwa puisi “AKU” adalah bercerita tentang peperangan yang dilakukan oleh pahlawan pada zaman penjajahan, berbeda dengan orang kedua yang beranggapan bahwa puisi tersebut berisi tentang si tokoh “Aku” yang akan menjadi pemimpin dan berjuang melalui jalur politik. Dan semua pendapat itu tidak ada yang salah.

Setelah membahas puisi “AKU” dengan 2 sudut pandang yang berbeda, anggota diminta untuk membaca serta memahami makna dari puisi kedua, yaitu “Kepada Peminta-Minta” dan diberi waktu sekitar 15 menit untuk dipresentasikan pendapatnya kepada anggota lainnya. Dari 3 anggota yang mengajukan pendapatnya, yaitu Afniar, Nadya, dan Hesti ternyata ketiganya memiliki sudut pandang yang sangat berbeda. Yang pertama Afniar, dia berpendapat bahwa puisi tersebut memiliki makna seorang pengemis yang memelas padahal masih dapat bekerja secara baik yang seharusnya tidak perlu meminta-minta. Yang kedua Nadya, dia mengungkapkan bahwa puisi tersebut bercerita tentang seseorang yang sedang sekarat dan akan segera menemui ajalnya. Dan orang ketiga yaitu Hesti, dia mengungkapkan bahwa puisi tersebut menggambarkan seseorang yang keras kepala dan tidak mau menerima kritikan. Menarik bukan? Dari ketiga orang ternyata memiliki sudut pandang yang sangat berbeda. Kalau dari sudut pandangmu?

#IIKBW #IIKBhaktiWiyata #Institutilmukesehatan #Institutkesehatan #Bhaktiwiyatakediri #Institutkesehatankediri #IIKBWKediri