STRATEGI PEMASARAN VIRAL RUMAH SAKIT MELALUI MEDIA SOSIAL

Internet dan media sosial telah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia modern  termasuk  bangsa Indonesia.  Berdasarkan hasil riset  Wearesosial Hootsuite yang dirilis pada bulan  Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta jiwa atau sebesar 56% dari total populasi penduduk Indonesia, jumlah ini meningkat 20% dari survei tahun sebelumnya.

Internet dan media sosial telah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia modern  termasuk  bangsa Indonesia.  Berdasarkan hasil riset  Wearesosial Hootsuite yang dirilis pada bulan  Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta jiwa atau sebesar 56% dari total populasi penduduk Indonesia, jumlah ini meningkat 20% dari survei tahun sebelumnya.

Sebagian besar pengguna media sosial di  Indonesia mengakses media sosial melalui perangkat smartphone (gadget)  dengan jumlah pengguna mencapai 130 juta jiwa atau sekitar 48% dari populasi penduduk.  Besarnya populasi penduduk, tingginya pertumbuhan pengguna internet  dan telepon pintar (smartphone) merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional. Alhasil di Indonesia bermunculan bisnis baru seperti  e-commerce, transportasi online, pembelajaran online dan bisnis lainnya yang berbasis internet.

Sayangnya bagi sebagian praktisi rumah Sakit,  aktivitas di media sosial  hanya sebagai   aktivitas sia-sia dan membuang-buang waktu saja. Padahal siapa pun bisa memanfaatkan sosial media untuk mencapai tujuan tertentu.  Siapapun  Anda, apakah  itu  mewakili  institusi  rumah sakit atau praktisi kesehatan  bisa lebih dikenal oleh  publik  dengan  mengemas citra diri  dan mengenalkan produk melalui  media sosial.

Pengertian Pemasaran Viral.

Pemasaran Viral (Viral Marketing) adalah strategi penyebaran pesan pemasaran suatu  produk tertentu kepada masyarakat secara massif,  caranya mendorong khalayak luas agar mereplikasi  pesan pemasaran  kepada  orang lain melalui media komunikasi yang mereka miliki. Karena cara mereplikasi pesan yang menyerupai metode penyebaran virus,  maka model pemasaran ini kemudian di istilahkan sebagai viral marketing.

Istilah viral marketing dipopulerkan oleh Tim Draper dan Steve Jurvetson dari perusahaan Venture Capital  untuk menjelaskan kesuksesan strategi pemasaran Hotmail sebagai penyedia layanan email pada tahun  1997. 

Istilah pemasaran viral  ini kurang lebih memiliki kesamaan makna dengan  ungkapan  Bahasa Jawa ‘gethok tular’ atau ‘dari mulut ke mulut’. Tak bisa disangkal keajaiban strategi pemasaran ini memiliki efek bisnis yang luar biasa, karena pada umumnya orang lebih percaya ‘apa kata teman’ dibanding ‘apa kata iklan’.

Keberadaan media sosial yang sangat populer saat ini juga berpengaruh pada strategi pemasaran viral. Implementasi strategi  Pemasaran Viral melalui media sosial  adalah upaya menciptakan konten (postingan, tulisan, gambar, video, grafik ) yang berisi materi promosi produk tertentu yang  unik dan menarik perhatian publik sehingga mendorong netizen untuk membagikan konten tersebut melalui jaringan media sosial yang mereka miliki.

Diharapkan, konten tersebut mampu menarik perhatian, disukai, dibicarakan dan disebarluaskan oleh segenap khalayak masyarakat sehingga menghasilkan gelombang “electronic Word of Mouth” (eWoM) sehingga tercipta citra positif, menumbuhkan brand awareness  bagi  institusi rumah Sakit serta  membangun loyalitas pelanggan.

Kelebihan dan kelemahan viral marketing  mealui  media sosial

Sebagai sebuah metode, viral marketing tentu memiliki keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya.  Kelebihan utama viral marketing diantaranya  adalah:

  1. Luas Jangkauan yang menembus menembus sekat ideologis dan  geografis. Cukup hanya dengan menekan tombol send dari gadget kita,  ratusan hingga  jutaan orang  di seluruh penjuru dunia bisa mengakses informasi yang kita bagikan.
  2. Kecepatan  penyebaran informasi melalui internet tidak tertandingi  oleh media  informasi lainnya. Hanya dalam hitungan detik, sebuah pesan bisa dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia.
  3. Rendahnya biaya  pemasaran. Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk menyebarkan informasi itu sangat kecil. Misalnya Hotmail bisa menarik lebih dari 10 juta pengguna alamat Hotmail dalam satu tahun dengan biaya yang minim.
  4. memberikan  pencitraan, ketenaran, dan  kredibilitas secara  instan  pada institusi rumah sakit dan praktisi kesehatan pada umumnya.

Adapun Kelemahan viral marketing secara umum adalah:

  1. Ketergantungan pada faktor pemicu. Tanpa ada pemicu yang mampu menarik minat netizen untuk menyebarluaskan, pesan yang disebarkan tersebut tidak akan melalui proses replikasi dan pada akhirnya akan mati.
  2. Pesan yang terlanjur viral sangat susah untuk dikontrol apalagi dengan proses replikasi yang cepat dan penyebaran yang luas, menyebabkan perusahaan atau Tim Pemasaran akan kehilangan kontrol atas isi pesan yang disampaikan.

Berikut tahapan  strategi pemasaran viral yang bisa kita implementasikan dalam aktivitas pemasaran di Rumah Sakit

  1. Tentukan segementasi Pemasaran dan jenis media yang akan digunakan. Segmentasi pemasaran Rumah Sakit Ibu dan Anak  tentu berbeda dengan Rumah Sakit Bedah Estetika. Pada umumnya produk layanan kesehatan primer bisa menjangkau  pasar yang lebih luas dibandingkan produk layanan kesehatan tersier yang sarat dengan teknologi  tinggi dan biaya mahal serta membidik kelas ekonomi  menengah ketas.
  2.  memilih media sosial mana yang cocok digunakan untuk memasarkan produk kita dengan menggunakan media sosial yang sudah populer seperti Facebook, Twitter  dan  Instagram atau  menggunakan aplikasi  media sosial yang lebih baru seperti Tik Tok.
  3. Siapkan konten artikel atau status yang menarik perhatian menjadi salah satu kunci kesuksesan pemasaran Rumah Sakit melalui media sosial. Konten yang dikemas dengan ringan namun sarat informasi kesehatan akan  memiliki daya replikasi yang  tinggi sehingga pengguna media sosial akan merasa tertarik untuk membagikan informasi tersebut sehingga informasi terkait profil rumah sakit dan produk layanan kesehatan yang tersedia tersebar luas.
  4. menjalin Komunikasi Efektif Secara Personal dengan cara memiliki database calon pasien potensial atau pasien yang memiliki akun media sosial. Gunakan database tersebut untuk menjalin relasi dan komunikasi yang efektif dan lebih personal dengan rumah sakit kita.  Kirimkan pesan,  tweet atau wall post secara personal  agar mereka bisa lebih mengenal produk layanan kesehatan kita.Selalu ingatkan jadwal kontrol, serta berikan ucapan spesial dalam momen khusus seperti hari ulang tahun, Hari Raya dan sebagainya.
  5. Miliki Tim Pemasaran yang hebat. Dengan memiliki staf yang khusus menangani Humas dan Pemasaran termasuk di dalamnya media sosial merupakan suatu keniscayaan. Kita juga dapat menggunakan jasa Konsultan Kehumasan maupun bekerjasama dengan pesohor (influencer) untuk mengendorse rumah sakit kita secara efektif melalui akun media sosial mereka.

Penutup

Pemasaran Viral (Viral Marketing) adalah strategi penyebaran  pesan untuk mengkomunikasikan informasi suatu  produk tertentu kepada masyarakat luas dengan menciptakan konten yang menarik perhatian sehingga mendorong netizen untuk mereplikasi dan menyebarluaskan pesan tersebut.

Konsep pemasaran  rumah sakit di Indonesia saat ini memasuki tahap baru dengan semakin maraknya penggunaan   media sosial oleh masyarakat. Metode pemasaran viral menggunakan media sosial merupakan  peluang bagi praktisi kesehatan dan institusi rumah sakit   dalam  mendongkrak popularitas dan pemasaran.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, metode pemasaran viral patut untuk di coba dan di implementasikan oleh praktisi kesehatan dan institusi Rumah Sakit.