PSIKOSOMATIS KARENA STRESS BERLEBIH?
Santernya informasi terkait covid-19 yang beredar di media nasional dan media sosial sadarkah bahwa kadang kalian akhirnya merasakan gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, pilek, dada sesak hingga demam? Kemudian kalian berfikir bahwa hal tersebut merupakan gejala dari covid-19. Bisa jadi itu bukan gejala yang ditunjukkan oleh covid-19 melainkan gangguan psikosomatik.
Psikosomatis merupakan interaksi yang kompleks antara pikiran dan tubuh, menyebabkan penderita mengalami gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan dan sering kali juga pasien mengalami gangguan jiwa lainnya. Seperti yang dikutip dari jurnal Ratih (2018) dimana dalam gangguan tersebut ciri utama dari psikosomatis ini yaitu adanya keluhan, gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan pemeriksaan medis, tetapi terbukti hasil dari pemeriksaan tersebut hasilnya negatif dan telah dijelaskan oleh dokter tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Gejala
Perlu diingat jika seseorang merasa cemas atau takut maka fisik akan merespon perasaan tersebut dengan menimbulkan tanda-tanda seperti:
- Jantung berdebar-debar
- Denyut nadi menjadi cepat
- Mual atau ingin muntah
- Gemetaran disertai berkeringat
- Nyeri dada atau kepala atau bahkan perut terasa sakit
- Napas menjadi cepat
- Nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti punggung dan gejala fisik lain tergantung pada keadaan psikologisnya.
Gejala tersebut terjadi karena meningkatnya aktivitas impuls saraf dari otak ke bagian tubuh tertentu yang diakibatkan pelepasan hormon adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah.
Penyebab
Menurut Everly dan Laung (2002) kondisi psikologis memengaruhi kesehatan fisik dikarenakan pemaknaan terhadap masalah yang dialami. Pemaknaan yang memunculkan emosi negatif misalnya:
- Marah (angry)
- Kebencian (Hostility)
- Sedih
- Merasa tidak mampu
- Cemas (anxiety) dan emosi negatif lainnya.
Kemunculan emosi negatif seperti di atas bisa menyebabkan stress pada sistem psikologi yang membuat aktifitas fisik tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Seperti gangguan maag, marah atau kebencian yang ditekan atau yang tidak bisa dikelola dengan baik produksi asam lambung dan pepsin yang berlebihan sehingga membuat lambung iritasi dan terasa perih, sakit atau kembung.
Pencegahan
Mencegah Psikosomatis bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Berolahraga
Berolahraga dapat meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kesehatan jiwa dan mencegah serangan panik. Yoga adalah salah satu olahraga yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.
- Selalu mencoba untuk berpikir positif
Dengan berfikiran positif maka respon tubuh juga akan positif, dengan begitu dapat mengurangi rasa sakit bila merasa sakit atau nyeri. Pikiran negatif hanya akan menambah rasa sakit menjadi dua kali lipat.
- Jam tidur yang cukup dan teratur
Kurang tidur hanya akan menyebabkan rentan terhadap stress. Jika jam tidur cukup dan teratur maka pada saat bangun dari tidur, tubuh terasa segar dan dapat beraktifitas dengan maksimal.
- Asupan makanan yang sehat
Selain menjaga kesehatan tubuh, nutrisi yang dikonsumsi juga menjaga kesehatan mental. Karena nutrisi terpenuhi maka tubuh menjadi bugar, pengaruh juga pada kesehatan mental.
- Rileks
Hidup dengan lebih santai, lakukan meditasi jika merasa emosi negatif mulai muncul. Mengusahakan untuk tidak terpancing pada keadaan jika emosi negatif mulai menyerang. Mencoba untuk mendengarkan musik yang dapat menuntun jiwa untuk lebih tenang dapat menjadi solusinya.
- Sharing dengan teman
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, karena itu jangan memendam masalah sendirian. Usahakan untuk memiliki teman yang dapat dipercaya untuk berdiskusi perihal masalah yang dihadapi, siapa tahu dengan berdiskusi tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada.
Cara Mengatasi
Jika sudah terlanjur mengalami psikosomatis, dan penyakit ini tidak berbentuk fisik yang tidak seperti gejalanya, harus ada keseimbangan antara penanganan psikologis dan fisik. Di anjurkan untuk melakukan penanganan sebagai berikut :
- Melakukan teknik relaksasi
Bermacam teknik relaksasi dapat membantu meredakan stress fisik dan mental, menenangkan pikiran dan tubuh.
- Pengobatan dan pereda rasa sakit
Obat yang diresepkan oleh dokter biasanya untuk mengatasi gejala fisik yang terjadi, disamping itu dokter juga merekomendasaikan pasien untuk menjalani terapi karena obat yang diberikan hanya mengatasi gejala untuk sementara waktu.
- Terapi puasa
Dengan melakukan terapi ini, sistem saraf autonom dan sistem endokrin menjadi teratur karena proses puasa. Hasilnya yaitu tubuh mendapat kembali keseimbangan fisik dan mental.
- Terapi perilaku kognitif
Terapi ini berfokus pada pikiran dan keyakinan negatif yang tidak realistis yang dialami. Membantu pasien untuk memahami jika pikiran negatif bisa menimbulkan gejala fisik dan ada cara untuk mengatasi gejala tersebut. Mengarahkan bagaimana individu menyikapi situasi tertentu dan bagaimana proses berpikir mereka memengaruhi kondisi fisik.
- Terapi Seni
Terapi adalah sebuah teknik terapi dengan menggunakan media seni, proses kreatif, dan hasil dari seni untuk mengeksplorasi perasaan, konflik emosi, meningkatkan kesadaran diri, mengontrol perilaku adiksi, mengembangkan kemampuan sosial guna mengurangi stress yang dialami.
- Pijat
Berbagai teknik pijat yang benar terbukti memberi rasa nyaman sehingga menciptakan rasa rileks maka pijat tidak hanya meringankan atau memberi rasa nyaman bagi tubuh tapi juga bagi mental.
- Melakukan konseling
Konselor akan memvalidasi gejala penderita dan berempati, hal tersebut akan menjadi permulaan penanganan yang efektif untuk pasien, membantu pasien menjelaskan situasi yang dialami, efek negatif yang dirasakan, dan sebagainya.
- Terapi keluarga dan kelompok
Melakukan terapi keluarga guna memastikan dukungan untuk pasien, fokus utama tetap pada proses komunikasi, menciptakan lingkungan yang mendukung di keluarga juga menyediakan respon yang tepat bagi pasien.
- Olahraga
Selain mencegah terjadinya psikosomatis, olahraga juga menjadi alternatif untuk mengatasi psikosomatis yang telah dialami.
Sumber :
- Witrin Gamayanti (2019), Marah dan Kualitas Hidup Orang Yang Mengalami Psikosomatis.
- Ratih Apriyani (2018), Faktor-faktor Penyebab Psikosomatis Pada Orang Dengan Kecenderungan Psikosmatis Di Samarinda.
- Andy Saputra (2018), Penerapan Art Therapy untuk Mengurangi gejala Depresi Pada Narapidana.
- https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/penyakit/mengenal-gangguan-psikosomatis-akibat-stres-dan-pikiran/ di akses pada 3 Agustus pukul 09.40
- http://indonesiabaik.id/infografis/jangan-panik-hindari-penyakit-psikosomatis di akses pada tanggal 3 Agustus 2020 pukul 10.30
For more info : iik.ac.id