IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI SAMBUT 1.148 MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Senin, 21 September 2020

Bertempat di lantai 4 Gedung Graha Kampus IIK BW, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri menyelenggarakan acara Rapat Terbuka Senat degan agenda tunggal “Pengukuhan dan Penerimaan Mahasiswa Baru Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021”. Acara berlangsung secara luring dan daring. Secara daring peserta mahasiswa baru megikuti acara melalui platform zoom dan official YouTube IIK BW https://www.youtube.com/watch?v=wlcauM2UP3c&t=8387s .

Dalam kesempatan ini hadir secara luring sebagai tamu kehormatan, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Dr. apt. Dwi Setyawan, S.Si, M.Si dan perwakilan orang tua mahasiswa bapak Herry Krismono, SE. MM. Pada tahun ini total mahasiswa baru yang dikukuhkan sebanyak 1.148 mahasiswa. Terdiri dari mahasiswa jenjang diploma, sarjana dan profesi yang tersebar dalam 19 program studi

Dalam sambutan Rektor, Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin menggambarkan kondisi pandemi Covid saat ini ibarat kapal kapal yang berlayar di lautan yang tengah dilanda badai bernama Covid. Tentu ada kapal yang tenggelam, ada pula kapal yang tetap berlayar, termasuk salah satunya IIK BW yg tetap survive, tetap exist , dan tetap berkembang. Agar dapat survive di tengah badai harus berinovasi dan kolaboratif dalam aliansi sinergi yang produktif. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin juga mengutip pernyataan Charles Darwin “it is not strongest of the species that survive, not the most innteligent, but the one most responsive to change”.

Memasuki era industri 4.0, banyak pekerjaan yang akan hilang digantikan mesin, tetapi di bidang kesehatan tidak mungkin hilang, karena di bidang kesehatan ada “human approach” atau pendekatan manusiawi yang tidak bisa tergantikan oleh mesin.

IIK BW menerapkan budaya “sherpa” , dimana semua civitas akademika adalah pelayan yang bekerja melayani mahasiswa agar lulus tepat waktu. “Kami sedang menyiapkan sertifikasi ISO 21001:2018. Dan mencoba menjadi Perguruan Tinggi Swasta pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi itu” pugkasnya.

Semetara itu, Prof. Dr. apt. Dwi Setyawan, S.Si, M.Si dalam orasi ilmiahya menyampaikan ide dan gagasan , terkait tantangan yang akan dihadapi di masa depan dalam konsep VUCA, Volatility (gejolak) , Uncertaily (tidak menententu), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (ketidakpastian). maka untuk menjawab tantangan tersebut juga dengan VUCA (Vision, Understanding, Clarity, Agility). Ia menambahkan tidak boleh lagi ada sekat sekat yg sangat tajam antara bidang keilmuan, dan mahasiswa harus punya pengetahuan yang komprehensif, dan diperlukan kolaborasi antar program studi

Pendidikan bukan proses mengisi wadah yg kosong, pendidikan adalah proses mengalakan api pikiran. Adapun tahapan proses pembelajaran yakni mendengarkan, menyimak penuh perhatian, menjabarkannya kemudian mengamalkan dan menyebarkan. Orang-orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu, sementara orang-orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan.

Di akhir orasiya, Prof. Dwi memberi motivasi untuk para mahasiswa baru. “Dulu saya tdk pernah berpikir akan jadi guru besar, yang saya pikirkan harus tetap melangkah, tetap berusaha dan bukan hanya di angan angan, tentu dalam perjalanan kita menemui batu kerikil, dan itu jadi penyemangat buat kita. Saya akan try to do it, dicoba saja terus dan terus. semangat itu harus ada, harus selalu optimis. Tidak ada yang tidak bisa di dunia ini. Masalahnya hanya mau atau tidak mau”.